Greetings

LET'S GET CRAZY WITH THIS BLOG



Sabtu, 02 Oktober 2010

Konstruksi Singkat Pentingnya Organisasi Internasional di dalam Politik Internasional


Eksistensi dan peran dari organisasi internasional saat ini menjadi begitu penting dalam dunia internasional. Perannya menunjukkan peningkatan dalam beberapa tahun terakhir di kancah hubungan internasional. Secara nyata fenomena terbentuknya organisasi internasional selalu mengacu pada konsep integrasi antar nation-state yang dalam hal ini berarti bahwa terorganisirnya mereka dibawah satu wadah dapat dimaknai sebagai perwujudan representasi dari tiap individu negara tersebut.
Disini penulis akan mencoba mengkonstruksi pentingnya keberadaan organisasi internasional di dalam politik dunia. Mengacu pada tulisan Alexander Wendt (1992) mengenai konstruktivisme dalam hubungan internasional yang beranggapan bahwa relasi antar negara tidak dapat direduksi menjadi tindakan yang rasional dan interaksi di dalam batas-batas material dimana negara berinteraksi hanya untuk survive (self-help) dan atau dibatasi oleh institusi-institusi tertentu baik itu bersifat nasional atau internasional. Dalam interaksinya, menurut konstruktivis, negara tidak dapat dipandang melakukan suatu interaksi sebagai satu kepentingan yang bersifat tetap melainkan lebih pada pola tingkah laku yang terbentuk dan dapat dibentuk oleh identitas negara tersebut dari waktu ke waktu. Sehingga kepentingan nasional merupakan turunan dari konsep identitas yang dengan konsep ini negara kemudian menentukkan sistem dan pola interaksi antar sesamanya.
Maka dengan demikian interaksi kerjasama antar negara melalui organisasi internasional pun sebenarnya ada bukan karena sifat manusia yang baik dan suka kerjasama yang membuatnya ada seperti apa yang diasumsikan oleh kaum liberal namun lebih kepada pola interaksi antar negara yang ingin melakukan kerjasamalah yang membuat organisasi internasional itu ada. Dalam hal ini berarti ketika satu negara menganggap dirinya ada dan terancam satu sama lain maka kerjasama internasional tidak akan pernah ada. Jika diungkapkan lebih filosofis maka suatu organisasi internasional itu ada karena negara-negara melakukan universalisasi norma. Tanpa adanya norma yang dipakai bersama maka mustahil negara dapat bekerjasama satu sama lain meskipun mereka tahu mana kawan dan mana lawan.
Memang nyata adanya bahwa kondisi internasional masih bersifat anarki hingga kini namun bukan berarti itu tidak dapat berubah. Fungsi dari organisasi internasional inilah yang secara perlahan mampu mereduksi hegemoni anarki dalam sistem internasional. Sebagai contoh adalah Palang Merah Internasional. Henry Dunant yang pada 1859 secara tidak langsung terlibat pada sebuah peperangan. Membuat hatinya tersentuh, korban-korban perang berjatuhan dan Dunant pun ingin memberikan pengobatan namun hal itu sulit dilakukan mengingat Dunant sebagai medis dadakan juga ikut jadi sasaran tembak tentara. Namun Dunant tetap bersikeras dan akhirnya dia membuat suatu gagasan yang bertajuk organisasi kemanusiaan internasional yang kemudian berkembang menjadi satu buah konferensi di Jenewa tahun 1949. Organisasi bentukan Dunant ini diikuti banyak negara dan LSM kemanusiaan diseluruh dunia. Disini dapat dilihat ternyata konstruksi anarki masih bisa dirubah dimana saat negara berperang dalam rangka self-help, ada kalanya unit negara masih memikirkan pentingnya bergabung dalam satu organisasi internasional.
Secara fungsional, baik itu organisasi atau institusi internasional memiliki kaidah konstitusi dan regulasi. Kaidah regulasi merupakan aturan dasar yang dikondisikan dengan merumuskan atau melarang suatu tindakan tertentu sedangkan kaidah konstitusi mendefinisikan satu tindakan dan memberi arti pada tindakan tersebut. Disini jelas bahwa dalam satu organisasi, konsep anarki mulai tereduksi. Tidak ada kekuasaan tertinggi diatas kedaulatan negara menjadi samar saat negara ikut ke dalam satu organisasi karena meskipun negara diijinkan untuk melakukan respon terhadap satu pergerakan menurut pengetahuannya tapi tetap harus dijalur regulasi dan konstitusi yang dirumuskan.
Lalu dimana letak arti penting organisasi internasional bagi kaum konstruktivis? Letak arti pentingnya berada saat aktor internasional melakukan universalisasi norma dan collective meaning dan disaat itulah mereka mengidentifikasi diri sebagai unit yang bekerja sama untuk satu tujuan tertentu. Dalam hal ini Wendt menyatakan sebagai satu bentuk perluasan identitas dari negara yang mengkonstruksi pemahaman terhadap “diri” sebagai individu menjadi “diri” sebagai sesama unit yang memberlakukan norma universal. Sebagai contoh dalam organisasi palang merah internasional (bisa jadi sama dengan organisasi lainnya) tidak lagi penting yang terlibat di dalamnya adalah negara atau non-negara, dari mana mereka berasal dan ideologi apa yang mereka bawa karena kenyataannya mereka menyatakan sebagai satu identitas yang menjalankan satu norma universal sebagai “manusia”. Dengan adanya perluasan identitas ini pada akhirnya masalah kemanusiaan dapat ditanggulangi. Sekali lagi anarki serta self help tereduksi. Namun akan menjadi tidak penting saat setiap unit tidak melakukan interaksi yang mengarah pada kerjasama dan universalitas norma meski dalam konstruktivisme sendiri norma sebenarnya tidak selalu bisa di universalisasikan karena norma merupakan elemen yang tidak bebas nilai.
Kesimpulannya, sesuatu itu ada bukan karena seharusnya ada namun lebih kepada akan atau pernah ada. Begitu pula dengan organisasi internasional. Menjadi penting saat keberadaannya akan diadakan demi mencapai tujuan tertentu dan sebaliknya saat tiap aktor tidak berkeinginan untuk membuatnya menjadi ada.

Referensi
Wendt, Alexander E., 1996, “The Agent-Structure Problem in InternationalRelations Theory”. Cambridge University Press.
Stean, Jill, dan Llyod Pettriford, 2001, “International Relations.Perspectives and Themes”. New York: Longman.
Onuf, Nicholas Greenwood, 1989, “World of Our Making: Rules and Rule inSocial Theory and International Relations”. Columbia: University of SouthCarolina Press.
http://id.shvoong.com/social-sciences/1941102-sejarah-palang-merah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar